Biimplikasi (Flashback)
Author : Nabila .A.M. ( wannabsilver )
Bagi yang
udah pernah baca Biimplikasi 1 dan 2, ini cerita flashbacknya. Cerita di mana,
kenapa Yoo Na harus pindah. Dan ngejelasin janji dia sama Hyuk Jae waktu kecil.
Happy reading :)
Dua
orang anak kecil terpaut umur 9 tahun hidup bertetangga dan berteman baik.
Seorang anak kecil berumur 7 tahun bernama Kang Yoo Na dan anak kecil berumur 9
tahun bernama Lee Hyuk Jae seperti sudah biasa melakukan segala sesuatu berdua.
Mereka
selalu ke mana-mana berdua. Main berdua. Jika Yoo Na sendirian di rumah, Hyuk
jae akan datang menemaninya. Bahkan, yang mengantar Yoo Na ke sekolah adalah
Hyuk Jae menggunakan sepedanya.
Suatu
hari Hyuk Jae dan Yoo Na piknik di belakang rumah Yoo Na. Mereka berbicara
tentang cita-cita mereka di masa depan.
“Oppa,
apa cita-cita mu?” tanya Yoo Na pada Hyuk Jae.
“Aku
ingin menjadi penari hebat. Mungkin aku akan menjadi anggota boyband, atau aku
akan menjadi pemain drama musikal, atau hanya menjadi penari latar saja. Yang
penting aku bisa menari.” kata Hyuk Jae tersenyum dengan senyuman khasnya.
“Kalau kau bagaimana?” tanya Hyuk Jae pada Yoo Na.
“Mungkin
aku hanya akan menjadi penata busana mu. Aku akan membuat baju-baju bagus untuk
kau gunakan menari.” kata Yoo Na dengan senangnya.
“Benarkah
itu?” tanya Hyuk Jae.
“Eo!”
kata Yoo Na dengan anggukannya.
“Yoo
Na?”
“Hmmm???”
“Apa
kau menyukai ku?” tanya Hyuk Jae kecil.
“Tentu
saja! Aku sangat menyukai oppa. Oppa sangat baik. Dan aku sangat menyukai
senyum oppa.” jawab Yoo Na polos. “Lalu, apa oppa juga menyukai ku?”
“Geureomyeo!
Aku menyukai mata bulat mu dan double eyelid mu. Aku juga menyukai hidung
mancung mu. Dan aku juga menyukai bibir tipis mu.”
Pernyataan
Hyuk Jae tadi membuat wajah Yoo Na memerah. Walaupun dia masih kecil, tapi i tu
sudah cukup untuk membuatnya malu.
“Oppa,
ini sudah mau malam. Sebaiknya oppa pulang. Besok oppa harus sekolah dan harus
mengantarkan ku.”
“Tentu
saja! Yoo Na-ya, oppa pulang dulu. Jaljayeo.” kata Hyuk Jae lembut.
Hyuk Jae
membalikkan badan dan menuju pintu keluar. Tiba-tiba dia menghentikan
langkahnya. Dia kembali lagi ketempat dia berbicara dengan Yoo Na tadi. “Oppa,
wae? Apa ada yang tertinggal?” tanya Yoo Na yang bingung kenapa Hyuk Jae
kembali lagi.
Chu~
tiba-tiba Hyuk Jae mencium pipi lembut Yoo Na. Hyuk Jae pun langsung lari
pulang ke rumah.
* * *
Yoo
Na memasuki rumahnya. Dia dipanggil kedua orang tuanya. Lalu, ayahnya
berbicara, “Yoo Na-ya. Mulai besok kau tidak perlu ke sekolah mu lagi.”
“Wae?”
kata Yoo Na yang bingung dengan pernyataan appanya.
“Kita
sekeluarga akan pindah ke Meokkpo. Tempat appa dan eomma lahir. Tempat haraboji
dan harmeonie. Appa sudah memindahkan bisnis appa dan ingin menjaga harbeoji
serta harmeonie.”
“Trus,
gimana sekolah Yoo Na?”
“Yoo
Na nanti punya sekolah baru.”
“Trus,
Hyuk Jae-oppa gimana?”
“Nanti
kan Yoo Na dapat chingu baru.”
“Tapi,
appa...”
“Kenapa?”
tanya appa Yoo Na.
“Apa
Yoo Na nggak boleh tinggal di sini sama Hyuk Jae-oppa dan So Ra-eonni?” tanya
Yoo Na polos.
“Tidak
boleh. Kalau Yoo Na mau tetap tinggal di Seoul, Yoo Na harus udah besar dan
mandiri.”
“Kalau
begitu Yoo Na ikut ke Meokkpo. Tapi, nanti kalau Yoo Na udah mandiri, Yoo Na
mau tinggal di Seoul lagi, ya appa?”
“Iya,
iya. Boleh.” Appa Yoo Na hanya tersenyum melihat kepolosan anaknya.
* * *
Espk
paginya seperti biasa Hyuk Jae datang ke rumah Yoo Na untuk mengantar Yoo Na ke
sekolah. Tetapi, hari itu aneh. Yoo Na tidak memakai seragam sekolahnya. Dia
memakai baju biasa.
Hyuk
Jae yang kebingungan pun bertanya, “kenapa kau tidak siap-siap? Kau tidak takut
terlambat?”
“Mianhaeyeo,
oppa. Muali hari ini aku sudah tidak sekolah di SD kita lagi. Aku akan pindah
ke Meokkpo, besok.” Kata Yoo Na dengan wajah sedihnya.
“Oh,
begitu. Kalau memang begitu, hari ini aku akan bolos ke sekolah dan kita akan
jalan-jalan. Eotte?” kata Hyuk Jae semangat.
“Apa
kau tidak akan dimarahi eomma mu?”
“Tidak
usah takut! Orangtua ku sedang pergi. So Ra eonnie sudah ke sekolah. Jadi,
tidak usah khawatir. Tunggu sebentar di sini!”
Hyuk
Jae memasuki rumahnya. Dia mengganti bajunya dan mengambil uang tabungannya di
laci lemarinya. Dia keluar dan mengajak Yoo Na jalan-jalan dengan sepeda
kebanggaannya.
“Yoo
Na, ayo kita foto box.” Ajak Hyuk Jae.
“Tapi
aku tidak punya uang, oppa.” Jawab Yoo Na polos.
“Tidak
apa-apa. Aku akan mentraktirmu satu harian penuh.”
“Jinjja?”
tanya Yoo Na terkejut.
“Ne!
Sekarang berpegangan lah. Kita akan meluncur ke tempat foto box.” Hyuk Jae pun
melajukan sepedanya.
Setelah
puas berfoto-foto, Hyuk Jae mengajak Yoo Na kesebuah super market. “ambilah
makanan sebanyak yang kau mau.” Kata Hyuk Jae.
“Tidak
perlu banyak-banyak, oppa. Aku hanya akan mengambil satu buah es krim, satu
chiki, dan satu wafer.”
“Baiklah.
Cepat sedikit, ya. Aku ingin mengajak mu ke taman.”
Setelah
mereka belanja, mereka menuju taman yang tidak jauh dari supermarket tadi.
Taman ini indah, dan terletak tidak jauh dari rumah mereka. Mereka mulai
memakan makanan mereka masing-masing.
Setelah
makanan mereka hampir habis, Hyuk Jae bertanya pada Yoo Na, “ya! Kang Yoo Na.
Apa ketika kau pindah nanti, kau akan melupakan aku?”
“Tentu
saja tidak! Aku akan selalu mengingat oppa. Lagipula aku sudah punya foto kita
ini.” Kata Yoo Na sambil menunjukan hasil foto box mereka.
“Yoo
Na, berjanjilah padaku kau tidak akan melupakanku.”
“Aku
berjanji, oppa.” Kata Yoo Na.
“Berjanjilah
suatu saat kau akan menjadi designer pakaian
menariku.”
“Aku
juga berjanji, oppa.”
“Berjanjilah
kau hanya akan menyukai ku.”
“Aku
lagi-lagi berjanji.” Kata Yoo Na sambil tersenyum.
“Dan.....
berjanjilah kau akan menjadi designer baju pernikahan kita kelak.” Kata Hyuk
Jae sedikit memaksa.
“Itu
pasti!”
Sekarang
kelingking mereka berdua sudah saling bertautan. Mereka memerhatikan kelingking
mereka. Kemudian mereka berteriak bersama, “YAKSEO!!”
THE END
No comments:
Post a Comment