Thursday, March 22, 2012

[Fan Fiction] Six


Six




Author : Nabila .A.M. ( Kang Yoo Na )
Cast   : Kim Jong Woon
            Min Kyung Shin
            Shin Dong Hee
            Ha Eun Pil


            Seorang wanita dan pria bertengkar di cafe di pinggir jalan.
            “Geurae, Jong Woon oppa! Kalau kau tidak mau menikah dengan ku, lebih baik aku mati saja!” katanya berteriak.
            “Anniyeo, Kyung Shin-ah! Kau tidak boleh begini.” Kata Jong Woon memelas. Tanpa dia sadari, sebuah mobil menuju ke arahnya dan menghantamnnya.
            Kyung Shin terbangun dari tidurnya. Mimpi itu lagi. Kyung Shin melap keringatnya dan melanjutkan tidurnya.
            Pagi harinya Kyung Shin terbangun dari tidurnya. Dia tersenyum melihat lelaki di sebelahnya.
            “Kau sudah bangun?” tanya lelaki itu.
            “Eo!” katanya.
            “Lalau, kenapa masih di tempat tidur?” tanya lelaki itu.
            “Aku hanya akan bangun jika Woon oppa bernyanyi untuk ku.” Katanya manja.
            Lelaki itu menyanyikan sebuah lagu. Tibalah dibagian reff lagu itu.
                        Niga animnyeon andwae
                        Neol obsinan andwae
                        Na ireokae haru handareul to ilyeoneul
            Lelaki itu menyudahi lagunya. Dia tersenyum kepada gadis di sebelahnya.
            “Oppa, nega oppa neomu jeoha!” kata gadis itu memeluk pria di sebelahnya.
            “Nado niga neomu jeoha!” dan mereka saling berpelukan erat. Sangat erat!
            Kyung Shin terbangun lagi dari tidurnya. Hari sudah cerah. Dia bergegas ke kamar mandi sambil membawa beberapa pakaian dalamnya. Setelah dia selesai mandi, dia berpakaian dan menuju meja makan.
            Dia membakar beberapa helai roti. Dia bergegas ke kantor. Sebelum dia pergi, dia melihat ke sebuah foto di samping tv. Hmm... lelaki itu sudah pergi.
            Kyung Shin tiba di kantornya dan langsung masuk ke ruangannya. “Shin-ah!” panggil seseorang.
            “Waeyeo Eun Pil-ah?” tanya Kyung Shin pada gadis itu.
            “Aku dan kau dipanggil oleh kepala divisi.”
            “Okay, Pil-ah.” Kata Kyung Shin singkat.
            Kyung Shin dan Eun Pil pun memasuki ruangan kepala divisi mereka. “Ah~ Min Kyung Shin dan Ha Eun Pil. Karyawan terbaikku!” kata kepala divisi sedikit berbasa-basi.
“Waeyeo, Shin Dong Hee-nim?” kata mereka serempak.
“Apakah kalian bisa pergi ke Jeju-do tanggal 6 Juni nanti? Kalian kan tau, perusahaan kita membuka super market baru di sana. Jadi, aku ingin kalian mengontrolnya.”
“Ne, Dong Hee-nim. Kami akan membicarakan masalah ini nanti.” Kata Eun Pil.
Mereka keluar dari ruangan Dong Hee. Sambil berjalan menuju meja mereka masing-masing, mereka membicarakan masalah tugas mereka ke Jeju-do.
“Eotte, Kyung Shin-ah? Apa kau bisa ikut?”
“Mianhae Eun Pil-ah. Aku tidak bisa pergi.” Kata Kyung Shin.
“Wae?”
“Aku akan pergi ke gereja tua itu. Kau kan tau itu jadwalku setiap tanggal 6 juni.”
“Ah~ Geurae.” Eun Pil mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti. “Tapi, dengan siapa kau akan ke sana?”
“Tentu saja dengan Jong Woon oppa.”
“Ah~ ne... Kim Jong Woon.” Eun Pil memberi jeda pada perkataanya. “Kalau begitu aku akan memberi tahu kepala Divisi.”
“Gomawo Eun Pil-ah.”
Eun Pil hendak berjalan meninggalkan Kyung Shin. Tetapi, dia menghentikan langkahnya dan berkata dengan serius, “keuntae Kyung Shin-ah, apa tidak seharusnya kau berhenti pergi ke gereja itu?” Eun Pil menghentikan perkataanya sebentar. “Sudah 6 tahun setiap 6 juni kau ke sana terus.”
Tidak mungkin Eun Pil-ah. Itu sudah perjanjianku dengan Jong Woon oppa.”
“Terserah kau saja, lah.” Dia mulai malas berbicara dengan sahabatnya yang satu ini. “Na kanta!”
“Eo!”
            Kyung Shin pun pergi ke gereja tua yang selalu dia datangi setiap tanggal 6 juni. Gereja ini besar dan memiliki halaman luas. Banyak bunga-bunga indah di sini. Burung-burung dan kupu-kupu banyak berterbangan.
           Kyung Shin memasuki gereja itu dan duduk di salah satu kursi di bagian depan. Ada Jong Woon juga di sana. Tetapi, Jong Woon jauh duduk di belakang.
            “Lagi-lagi tanggal 6 juni.” Gumam Kyung Shin pelan. “Tidak tersa ya, oppa. Hari ini sudah tahun ke enam.” Kata Kyung Shin tersenyum pada Jong Woon.
            Kyung Shin meniggalkan gereja tua itu. Dia menju ke sebuah rumah yang merupakan rumah Jong Woon. Dia mengetuk pintu rumah itu, dan pintu rumah terbuka. Keluarlah seorang wanita paruh baya dan pria paruh baya yang diikuti seorang anak muda yang umurnya tak terlalu jauh dari Kyung Shin.
            “Annyeonghaseyeo.” Ucap Kyung Shin sambil membungkukan badannya.
            “Oh~ Kyung Shin-ah. Ayo kita langsung berangkat. Ppali, Jong Jin-ah!” kata wanita paruh baya itu. Mereka berempat pun masuk ke sedan hitam milik Kyung Shin.
            Tibalah mereka di tempat tujuan mereka. Mereka mulai menyusuni apel, jeruk, dan buah-buahan lain. Ada juga wine dan sebuket bunga yang segar dan indah. Satu persatu dari mereka mulai sujud memberi salam, lalu berdoa.
           Kyung Shin mendekati makam itu dan berbicara, “Annyeong, oppa. Tidak terasa sudah 6 tahun sejak kepergian mu.” Kyung Shin tersenyum miris. “Apa kau tau? Setiap hari aku membayangkan mu menjadi suamiku. Aku membayangkan mu selalu bernyanyi untuk ku setiap pagi. Aku selalu membayangkan mu sarapan bersama ku setiap pagi. Aku selalu membayangkan kita merayakan ulangtahun pernikahan kita setiap tanggal 6 juni.” bulir air mata Kyung Shin mulai berjatuhan. “Aku selalu membayangkan yang indah-indah tentang kita.” Lanjutnya.
            “6 juni 2006 kau pergi. Padahal, kita harusnya menikah siang itu. Tapi, kau malah pergi. Sekarang aku terpaksa melakukan perjanjian kita sendiri tanpa kau temani. Selama 6 tahun ini, aku selalu ke gereja itu. Sendiri. Ya, hanya sendiri. Walaupun bayangan mu selalu ada, tetapi, itu tidak cukup bagiku.” Kyung Shin membuka jarinya dan mulai menghitung, “mulai dari umurku 24 tahun sampai aku berumur 30 tahun, selama 6 tahun itu aku selalu ke gereja itu demi janji kita.”
            Kyung Shin menghapus air matanya dan berbicara pada makam Jong Woon, “oppa~ Aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa lagi tahun depan.” Kemudian, Kyung Shin mencium nisan Jong Woon dan pergi meninggalkan pemakaman itu diikuti Jong Jin dan kedua orangtua Jong Woon.
EPILOG...
            2013. Kyung Shin masih datang ke gereja tua dan pergi ke makam Jong Woon. Dia juga masih membayangkan Jong Woon. Walaupun sudah tak sesering dulu.
            2014. Kyung Shin  masih melakukan hal yang sama. Hanya sedikit yang berubah. Dia menjadi lebih sering tersenyum sekarang.
            2015. Masih sama. Hanya saja tahun ini dia sudah merelakan kepergian Jong Woon.
            2016. Tahun ini berbeda. Dia tidak lagi datang ke gereja tua itu. Walau begitu, dia tetap pergi ke makam Jong Woon. Tetapi, kedatangan dia tahun ini ke makam Jong Woon juga berbeda. Dia datang bersama puluhan orang yang akan melepasnya. Min Kyung Shin pergi dengan senyuman indah diwajahnya. Senyuman bahagia yang menandakan, dia sudah siap bertemu dengan belahan jiwanya. Kim Jong Woon.
FLASHBACK...
3 Juni 2006...
            “Kyung Shin, kau harus berjanji jika setelah menikah, kau akan selalu ke gereja tua tempat pernikahan kita setiap perayaan ulang tahun pernikahan kita.” Kata Jong Woon.
            “Tapi, oppa juga harus begitu. Walaupun salah satu dari kita telah tiada, yang masih hidup harus datang ke gereja itu setiap ulang tahun pernikahan kita. Eo?” kata Kyung Shin menyampaikan keinginannya.
            “Okay!” kata Jong Woon semangat.
            “YAKSEOK!” teriak mereka bersamaan dan dilanjutkan dengan saling berpelukan.

5 Juni 2006, tengah malam...
            Jong Woon terbangun dari tidurnya karena handphonenya berdering tanda ada yang menelpon.
            “Yeobseyeo?” katanya parau.
            “Ya! Kim Jong Woon! Na-ya! Shin Dong He.”
            Jong Woon terkejut ketika mengetahui siapa yang menelponnya. Perasannya berubah jadi tidak enak seketika. “Eo~ Annyeonghaseyeo, Dong Hee-nim.” Katanya tetap berusaha sopan.
            “Tidak usah berbasa-basi. Aku ingin to the point saja dengan mu.” Dia memberi jeda di perkataannya. “jangan nikahi Kyung Shin. Atau... kau dan keluarga mu serta karir Kyung Shin akan berantakan.” Ancam Dong Hee.
            “Tapi, semua sudah disiapkan. Aku tidak mungkin membatalkannya dan membuat Kyung Shin sedih.” Kata Jong Woon sedikit gugup.
            “Haha! Aku tidak perduli. Lagipula, aku sudah pernah mengatakan. Siapapun tidak boleh memiliki Min Kyung Shin jika Shin Dong Hee tidak memilikinya.” Kata Dong Hee heboh di seberang sana.
            “Baiklah. Akan ku lakukan apapun demi Kyung Shin.”
            Tuutt... tuutt... tuutt...
            Pembicaraan terputus seketika.

6 Juni 2006, pagi hari...
            “Kyung Shin, temui aku di cafe biasa.” Kata Jong Woon kepada Kyung Shin melalui handphonenya.
            “Oppa, waeyeo? Nanti siang kan kita juga akan bertemu dan menikah. Nanti siang saja, ya?” kata Kyung Shin memelas.
            “Cepat temui aku sekarang.”
            “Ne.” Kata Kyung Shin singkat. Aneh pikirnya. Kenapa tiba-tiba Jong Woon menyuruhnya untuk menemuinya? Kenapa tidak nanti saja? Dan kenapa suara Jong Woon menyeramkan?
            Kyung Shin langsung melaju menuju tempat yang dimaksud Jong Woon. Sebuah cafe di pinggir jalan. Dilihatnya Jong Woon duduk di salah satu meja bersofa. Dia langsung mengambil posisi di depan Jong Woon.
            “Oppa, waeyeo? Kenapa tiba-tiba...” belum selesai perkataannya, Jong Woon langsung memeluknya. “Oppa....”
            “Kyung Shin-ah... aku mohon padamu. Batalkan pernikahan ini. Ini demi kebaikan kita bersama.”
            “Museunsoriya? Jangan asal berbicara, oppa!”
            “Aku tidak asal bicara. Aku juga tidak bercanda. Aku mohon. Ini demi kebaikan kita bersama.” Kata Jong Woon sambil memegang tangan Kyung Shin.
            “Ssireoyeo! Ssireo!” Kyung Shin langsung berpindah tempat dan memeluk Jong Woon.
            “Jebal Kyung Shin-ah. Aku mohon sekali padamu.” Mata Jong Woon sudah mulai digenangi air mata. “Aku tidak ingin kau terluka. Aku ingin kau bahagia. Masih banyak lelaki yang lebih baik dari ku.”
            “Ssireo!” kata Kyung Shin ngotot.
           “Jebal Kyung Shin-ah.” Kata Jong Woon lagi. Kyung Shin tidak menghiraukan apa yang dikatakan Jong Woon. “Ya! Min Kyung Shin! Apa kau tahu betapa aku mencintai mu? Apa kau tahu betapa aku tidak ingin kau terluka? Apa kau tahu aku akan melakukan apa pun agar kau tidak terluka? Apa susahnya mencari orang yang lebih baik dariku? Toh, aku juga tak sebaik namja-namja lain yang menyukaimu!” Jong Woon berbicara dengan nada keras dan kasar.
            “Geurae, Jong Woon oppa! Kalau kau tidak mau menikah dengan ku, lebih baik aku mati saja!” Kyung Shin mengambil tasnya dan mulai menyebrangi jalan.
            “Anniyeo, Kyung Shin-ah! Kau tidak boleh begini.” kata Jong Woon membujuk Kyung Shin. Tanpa dia sadari, sebuah mobil menuju ke arahnya dan menghantamnnya.
            BRAK...
            Hantaman keras terdengar. Kyung Shin pun berteriak, “JONG WOON OPPA!”
            “Kyung Shin-ah. Aku tidak mau kau tersakiti. Biarlah aku yang tersakiti.” Kata Jong Woon terbata-bata. Darah sudah bercucuran dari wajah dan kepalanya.
            “Oppa! Jangan pergi.” Kata Kyung Shin terisak.
            “Cepat bawa aku ke gereja itu.”
            “Untuk apa?” tanya Kyung Shin bingung.
            “Ppali!” paksanya.
            Tibalah Jong Woon dan Kyung Shin di gereja itu. Disusul oleh keluarga Jong Woon dan Kyung Shin, serta kerabat mereka.
            “Cepat panggilkan pendeta!” kata Kyung Shin.
            Jong Woon tersenyum. “Ternyata kau mengerti apa yang ku maksud.”
            Kyung Shin dan seluruh orang di gereja itu terus menangis. Tak berapa lama, datanglah pendeta. “Pendeta! Cepat nikahkan kami!” paksa Kyung Shin.
            Pendeta itu terlihat bingung. Kemudian Jong Woon menyambung, “ppali! Aku sudah tak lama lagi.” Kyung Shin yang mendengar itu pun menangis semakin kencang.
            Pendeta pun mulai menjalankan tugasnya, “Pengantin pria, Kim Jong Woon. Apa kau bersedia menjadi pendamping nona Min Kyung Shin? Menemaninya disaat susah dan senang? Sedih dan gembira? Kaya dan miskin? Sakit maupun sehat?”
            “N... ne! A... aku be...bersedia.” Kata Jong Woon terbata.
            “Dan kau nona Min Kyung Shin. Apa kau bersedia menjadi pendamping Kim jong Woon? Menemaninya disaat susah dan senang? Sedih dan gembira? Kaya dan miskin? Sakit maupun sehat?”
            “Ne! Aku bersedia!” kata Kyung Shin cepat.
            “Sekarang kalian sudah resmi menjadi suami istri dan kalian boleh berciuman.” Kata Penndeta sambil menahan tangisnya.
            Chu~ Mereka berduapun berciuman. Itu tandanya mereka sudah resmi menjadi suami istri. Tetapi, ada yang aneh. Jong Woon tidak bergerak sedikit pun. Ketika Kyung Shin mengangkat wajahnya dan menyudahi ciuman dramatis itu, barulah dia menyadari bahwa lelaki yang dicintainya, Kim Jong Woon, telah tiada.

-The End-

No comments:

Post a Comment