Wednesday, May 23, 2012

[Fan Fiction] Old Time


Old Time

Author             : Nabila .A.M. (Kang Yoo Na)
Cast                 : - Song Ran Ah, Kim Hee Chul
- Young Woon, Yoo Na, Hyuk Jae, Hye Ri, Dong Wook, Dong Hee, Han Kyung
Genre              : Friendship + Romance
Length             : One Shoot





Aku melewati sebuah ruangan di gedung kampus ku dan melihat seorang lelaki sebayaku sedang menjelaskan tentang materi kuliah. Pria yang cukup percaya diri untuk menjelaskan materi kuliah agar mendapat nilai tambahan. Pria itu adalah Hee Chul. Kim Hee Chul.
            Dulu, Hee Chul adalah teman akrabku ketika di SMA. Ya, dulu. Hanya DULU. Sekarang tidak lagi. Sekarang dia hanya menganggapku sebagai perempuan yang tertarik akan karisma yang Ia miliki. Sekarang dia hanya memandangku sebagai gadis menyebalkan yang jatuh ke dalam kubangan karismanya.
          Aku mengenal Hee Chul ketika kami memasuki kelas yang sama ketika di SMA dulu. Dia dulu sangat ramah padaku. Dia selalu bercerita apapun padaku. Kami selalu mengobrol bersama. Memberikan nama panggilan masing-masing dan sebagainya.

Flashback...
            “Hee Chul-ah, apa kau mau ikut aku dan Ye Ahn pulang sekolah nanti?” tanyaku.
            “Kemana, Ran Ah-ya?” tanya Hee Chul dengan nada antusias.
        “Aku dan Ye Ahn mau pergi makan ice cream di kedai ice cream yang baru dibuka dekat sekolah. Kalau kau mau, kau bisa mengajak si Young Woon.”
            “Tidak ah~ Aku sedang tidak ada uang.” Kata Hee Chul dengan wajah sedihnya.
       “Gwenchana, Cinderella. Aku akan mentraktir mu dan Young Woon. Lagipula, aku mau merayakan selesainnya ujian akhir semester kita. Eotte?” aku menarik sudut kanan-kiri bibirku.
            “OK! Gomawo, Patrick-ah~” kaat Hee Chul mencubit pipi tembemku.
-Flashback end-

Yang ku ingat, itulah terakhir kali aku dekat dengan Hee Chul. Menjelang liburan kenaikan kelas 2 SMA. Setelah itu, aku tak ingat pernah mencetak kenangan manis lagi dengan Hee Chul. Dan entah sejak kapan, dia menjauhiku. Dia tak pernah berbicara padaku. Ketika ku tanyapun, dia hanya menjawab ya atau tidak. Dia tak pernah berbicara dengan menatap mataku. Jangankan mata, melihat wajahku saja sepertinya dia anti.

Flashback...
          Kulihat Hee Chul sedang membaca komik. “Hee Chul-ah, annyeong!” sapaku padanya setelah lama tak bertemu karena libur panjang kami. Selama liburan diia tidak mengsmsku. Ku chat lewat facebook pun, dia hanya menjawab seadanya.
    “Hmm...” gumamnya pelan ketika menanggapi sapaanku. Dia bahkan tidak mengangkat kepalanya dari komik yang sedang dibacanya. ‘Kenapa dia?’ pikirku. Apa dia sedang ada masalah? Apa ada yang mengganggu dipikirannya? Apa aku melakukan kesalahan?
-Flashback end-

Sejak saat itu, kami tak pernah lagi bertegur sapa. Temanku, Yoo Na pernah menanyakan ada apa antara aku dan Hee Chul. Tapi, dia tidak mau menjelaskan apa kesalahanku sebenarnya.
          Begitu juga dengan Hye Ri. Hye Ri adalah temanku yang sering mengobrol dengan Hee Chul selain aku. Tetapi, hasilnya sama. Hee Chul tetap tidak mau memberikan penjelasan akan sikap dinginnya terhadapku.

Flashback...
          “Hee Chul-ah, kulihat akhir-akhir ini kau jarang berbicara dengan Ran Ah.” Tanya Yoo Na pada Hee Chul saat jam istirahat.
            “Jinjja?” tanya Hee Chul datar.
        “Eo. Ku ingat, dulu kau memanggilnya Patrick dan dia memanggilmu Cinderella. Kenapa sekarang tak pernah lagi?” Yoo Na masih berusaha menginvestigasi.
          “Tidak kah kau berpikir itu terlalu kekanak-kanakan? Lagipula, Song Ran Ah adalah nama yang lebih bagus daripada Patrick.” Itu adalah jawaban sederhana dari Hee Chul ketika Ia ditanya oleh Yoo Na.
          Hal yang samapun dilakukan Hye Ri melalui sms. “Hee Chul-ah, aku tau kau ada masalah dengan Ran Ah.” Kata Hye Ri setelah adanya segelintir basa-basi.
            “Hahahaha.... memang ada. Tapi, itu privasi. Maaf, ya.” Itu balasan yang singkat dan cukup padat dari Hee Chul.
-Flashback end-

Hee Chul pun mulai beralasan dengan semua orang dengan mengatakan bahwa, aku memiliki salah padanya dan dia menjauhiku karena aku tidak pernah menyadari kesalahanku.

Sampai suatu hari.....

Flashback...
            “Ran Ah-ya, apa benar kau menyukai Hee Chul?” tanya Hyuk Jae teman sekelas ku.
       “A... a... annieyo. Aku hany menganggapnya teman. Tidak lebih.” Elakku sambil tertawa garing.
           “Ran-ah, apa benar kau menyukai Hee Chul? Kenapa kau bisa menyukainya?” tanya seorang teman sekelasku lagi, Dong -nama sebenarnya Shin Dong Hee-
        “Apa maksudmu, Dong? Itu tidak benar. Aku hanya menganggapnya teman biasa.” Elakku sekali lagi.
-Flashback end-

Ternyata, Young Woon membeberkan isi hatiku kepada Hee Chul. Dan kabar itu tersebar cepat di kelas. Padahal, aku berniat untuk memendamnya sendirian tanpa diketahui oleh Hee Chul.
Aku pernah memarahi Young woon atas kelancangannya. Tetapi, dia hanya menganggap remeh perasaanku. Dia sungguh teman yang jahat! Dia hanya memedulikan kesenangannya tanpa memikirkan perasaanku.

Flashback...
            “Young Woon! Kau kan yang memberitahu Hee Chul dan teman-teman bahwa aku menyukai Hee Chul?!” sergahku.
            “Kalau iya kenapa? Kalau tidak kenapa?” katanya sedikit mempermainkan aku.
            “Mengaku saja!” kudorong bahunya pelan.
            “Iya. Lalu?” katanya menantang.
      "Jahat sekali kau! Apa menurut mu ini menyenangkan?! Apa kau tidak memikirkan perasaanku?! Hah?!” kataku emosi.
        “Yaa~ Ran Ah, kenapa kau marah? Bukannya itu malah bagus jika dia mengetahui isi hatimu?” katanya tersenyum. Senyum yang menjengkelkan!
            “Itu menurut mu! Tapi, kau lihatkan? Dia malah menjauhi ku! Dia tidak mau lagi berbicara lagi denganku!”
            “Mungkin dia marah karena hal lain. Sudahlah Ran Ah. Kau tidak usah marah padaku. Kau harusnya berterimakasih padaku karena sudah membantumu menyampaikan isi hatimu pada Hee Chul.”
            “Kau sungguh jahat! Tidak punya perasaan! Apakau pikir menjadikan perasaan seseorang sebagai sebuah cemoohan adalah hal yang menarik dan menyenangkan?! Hah?! Kau tidak memikirkan perasaanku! Dan hubunganku dengan Hee Chul nantinya! Kau egois! Kau hanya mementingkan kesenanganmu sendiri! Sungguh egois! Dan kau adalah orang yang paling tak tau malu yang pernah kutemui dalam hidupku! Menjijikan!” repetku panjang lebar sambil menangis terisak.
-Flashback end-

Padahal, sudah berulang-ulang kali aku minta maaf. Dan berulang kali aku menerima penolakan serta pandangan sinisnya.

Flashback...
         Ketika dia sedang piket, ku beranikan diri untuk berbicara dengannya. “Hee Chul-ah...” kataku memanggil namanya pelan. Tetapi, dia langsung meletakkan sapu yang dpegangnya lalu mengambil tas dan melangkah menuju pintu.
     “Hee Chul-ah... Tunggu sebentar.” kataku, berhenti sebentar. Kutarik nafasku untuk membulatkan tekadku, “aku ingin minta maaf padamu. Jujur aku tidak tahu aku salah apa padamu. Tapi, aku mohon maafkan aku.” Kataku sambil menarik-narik kecil tasnya.
            “Apa, sih!” katanya ketus.
        "Aku bersungguh-sungguh. Tolong maafkan aku. Kalau kau tidak mau memaafkanku, beritahu aku apa salahku padamu agar aku dapat merubah sikap burukku itu.” Kataku memelas sambil menahan air mata agar tidak jatuh dari pelupuk mata.
        “Apa, sih!” katanya  lagi dengan nada yang sama. Dia menarik tasnya lalu berjalan pergi meninggalkan aku. Tak dapatku tahan lagi air mataku. Aku menangis terisak. Yoo Na dan Hye Ri berjalan kearahku dan memelukku erat.
-Flashback end-

Dan entah mulai kapan, dia selalu mencibirku. Baik bentuk fisikku maupun apa yang kulakukan. Selalu saja salah! Ketika aku melakukan sesuatu, dia selalu menganggap kalau itu untuk menarik minatnya. Ketika aku membicarakan orang lain, dia selalu menganggap kalau dialah orang yang aku bicarakan.

Flashback...
            Waktu itu pelajaran olahraga dan kami disuruh lompat tinggi. Sejujurnya aku tidka terlalu ahli dalam hal lompat tinggi. Apalagi dengan badanku yang berisi dan nyaris gendut ini -__-
       Tiba giliranku untuk maju. Teman-teman Hee Chu mulai meledek Hee Chul. Mereka mengatakan, “Ya! Hee Chul-ah, pacarmu akan melompat. Apa kau tidak memberinya semangat?” Ada juga yang mengatakan, “Ran Ah-ya, hwaiting! Hee Chul mendukungmu.” Dan masih banyak celetukan-celetukan tak penting lainnya. Kulihat Hee Chul sedikit menggerutu tidak senang.
            Ketika waktunya istirahat, aku mengobrol dengan teman-temanku. Tiba-tiba Dong Wook, temanku, menghampiriku. “Ran Ah-ya, apakau mau tau Hee Chul mengatakan apa ketika kau akan melompat tadi?” tanyanya serius.
            “Aku memang melihatnya sedikit menggerutu. Memangnya apa yang dia katakan?” tanyaku pada Dong Wook disertai wajah pnasaranku. Begitu juga dengan Hye Ri, Yoo Na, dan teman-temanku yang lain.
            “Tapi, kau jangan sedih, ya.” perintah Dong Wook.
            “Ne! Aku tidak akan sedih.” Kataku dengan senyum kekhawatiranku.
            “Ketika kau akan lompat tadi dia bilang, ‘badan gembul begitu memangnya bisa?!’, itu yang dia katakan.”
            “Oh, begitu. Baiklah.” Kataku dengan senyum terpaksaku.
            “Neon gwenchana?” tanya teman-temanku.
           “Gwenchana! Memangnya aku kenapa?” Sungguh Hee Chul sangat jahat sekarang! Dia tidak seperti Hee Chul yang kukenal selama ini.
            Ketika bel masuk berbunyi, semua murid duduk di tempat masing-masing. Tempat dudukku tidak terlalu jauh jaraknya dengan tempat duduk Hee Chul. Jadi, apa yang dia bicarakan akan terdengar jelas.
          Young Woon duduk dengan Hyuk Jae di kursi di sebelahku. Dong dan Hee Chul duduk di belakang mereka. Mereka sedang membicarakan kenaikan kelas dan di kelas mana mereka akan berada.
            “Hee Chul-ah, pasti kau akan sekelsa lagi dengan Ran Ah.” Celetuk Hyuk Jae.
            “Dia pasti akan mengikutimu!” tambah Young Woon lagi.
            “Biarkan saja dia. Diakan sudah terkena karismaku.” Kata Hee Chul menyombongkan diri.
           Aku memang sedang mengobrol dengan Hye Ri. Tapi, bukan berarti aku tidak mendengarnya. Justru aku mendengarnya amat sangat jelas. Aku sudah sangat marah dan merasa geli serta jijik pada sikap Hee Chul. Aku sudah tidak perduli lagi dengannya! Biar saja dia mau berkata apa. Kalau perlu aku pindah kelas agar tidak mendengarkan ocehannya dan karismanya itu!
            Tetapi, malangnya kelas tiga tidak dilakukan perubahan kelas. Jadi, aku harus bertahan lagi selama satu tahun dengan Hee Chul dan ocehannya tentang karismanya itu!
-Flashback end-

            Karena terus mengingat kenangan masa SMA ku yang dramatis itu sejak di kampus tadi, aku tidak sadar kalau aku sudah menginjak pekarangan rumah. Tidak terasa aku sudah tiba di rumah. Langsung aku masuk ke kamar. Ku ambil “Buku Tahunan Siswa” angkatanku di SMA dulu. Kubuka profile ku.
            Nama  :   Song Ran Ah
            Ttl       :   Seoul, 4 September
   Kesan : Sekolah di sini menyenangkan. Aku sangat beruntung bersekolah di                                   sini dan menemukan teman-teman yang terbaik. Aku juga sangat                                             menyukai guru-guru di sini.
Pesan : Jangan lupakan aku ya, chingu-deul~ Guru-guru juga~ Ya! Neo! MAAFKAN AKU! MIANHADA!

Aku tertawa mengingat isi “pesan” ku di situ. Kata-kata terakhir di pesan itu ku tulis khusus untuk Hee Chul. Saat itu aku masih menyukainya dan menanti pemaafannya. Bahkan aku menurunkan berat badanku sebanyak 8 kg.
* * *
            Di kampus, aku dan Hee Chul biasa-biasa saja. Jika aku bertemu dengannya, aku tersenyum sedikit atau menganggukan kepalaku sedikit. Tidak lebih. Kami jarang mengobrol kecuali ada yang perlu. Tugas kelompok misalnya. Atau jika kami menjadi panitia dalm sebuah acara yang diadakan kampus atau fakultas.
            Bahkan, menjelang wisuda universitas kami, dia belum mengeluarkan satupun kata yang mengatakan bahwa dia memaafkanku.
* * *
            Hari ini adalah hari wisuda kami. Setelah acara wisuda, aku memanggil Hee Chul dan mengajaknnya berbicara sebentar. “Hee Chul-ah, apa kau ingat ketika kita SMA dulu?” tanyaku dengan senyum simpul di wajahku.
            “Eo~” katanya singkat.
         “Dulu kau sempat marah padaku. Jujur sampai sekarang aku tidak tahu apa salahku.” Kugantung kalimatku sebentar. Hee Chul hanya diam. Dia tidak memberikan jawaban sedikitpun. “Apa sekarang kau bisa memberitahu kesalahanku? Bahkan, akan lebih baik jika kau memaafkanku.” kataku penuh harap.
     Hee Chul masih diam. Tak mengatakan apapun. “Hee Chul-ah... jangan diam saja. Jawab pertanyaanku.” paksaku sedikit.
        “Sebenarnya... kau... aku... kau... tidak punya salah. Hanya reaksiku saja yang terlalu berlebihan ketika mendengar kabar kau menyukaiku. Tetapi, kau mengatakan pada oranglain bahwa kau hanya menganggapku teman biasa. Aku... aku...” tidak menggantung kalimanya.
            “Ya? Kau? Kau kenapa?” tanyaku heran.
      “Aku... aku... aku menyukaimu.” Aku sangat terkejut dengan jawabannya. Ternyata dia juga menyukaiku. Dia punya rasa yang sama dengan yang dulu aku rasakan.
          “Mungkin aku terlambat. Tapi... apakau mau jadi yeoja chinguku?” tanyanya lirih. Aku bahkan hampir tidak mendengar suaranya karena terlalu pelan ditambah kebisingan di sini.
         Aku masih diam. Masih sedikit terkejut. Tiba-tiba seseorang meneriakan namaku, “Ran Ah-ya!” Suara yang sangat aku kenal. Kubalikan badanku.
            “Han Kyung oppa!” kataku surprise karena senang. “Chakkaman, oppa.” Kataku padanya.
            “Di... dia... siapa?” tanya Hee Chul. Ada nada khawatir di pertanyaannya.
            “Dia namja chinguku. Mianhae Hee Chul-ah. Aku tidak dapat menjadi yeoja chingu mu. Aku sudah memiliki Han Kyung oppa di hatiku. Kau sudah terlambat.” Kataku dengan senyum menyedihkan di wajahku.
            “Tapi, bukankah kau menyukaiku?” dia memegang bahuku dan mengguncang bahuku sedikit.
        “Memang... aku memang menyukaimu. Tapi, itu dulu. Tidak mungkin kan, aku terus menyukaimu selama 8 tahun padahal kau cuek padaku?” kataku bertanya padanya.
            “Tidak dapatkah kau memberiku kesempatan?” tanyanya dengan nada dan wajah memelas.
         “Hee Chul-ah... sudah terlalu banyak kesempatan yang aku berikan padamu. 8 tahun. Ku rasa, itu lebih dari cukup. Ketika kelas 2 SMA, kau bukannya berbaik-baik padaku, malah  kau mencibirku ketika pelajaran olah raga. Begitu juga ketika membicarakan  kenaikan kelas. Kau menyombongkan dirimu dengan karismamu. Tidak kah kau ingat?” kataku sambil tertawa hambar.
            “Tapi, itu aku lakukan untuk menutupi perasaanku.” katanya beralasan.
            “Kau ingat? Ketika kau sakit? Aku yang memberimu obat. Aku yang terus menanyakan keadaanmu pada Dong Hee. Aku yang terus memperhatikanmu bahkan kita sedang ulangan. Tapi, kau tidak menganggapku. Kau ingat?” tanyaku lagi dengan wajah yang mulai memerah karena emosi.
            Hee Chul diam. Mungkin dia sedang mencerna perkataanku.
         “Apa kau ingat? Aku sudah berpuluh-puluh kali meminta maaf denganmu karena kau terus mengatakan aku punya salah padamu. Dan apa kau ingat apa balasanmu waktu itu? Kau membalas permohonan maafku dengan kata-kata ketus.” Kataku mengakhiri kalimatku.
            “Mianhae. Mianhada.” katanya lirih dan terdengar seperti akan menangis.
            “Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan ini karena aku sudah berusa melupakan semuannya. Tapi, karena kau memancingku, aku terpaksa mengeluarkan apa yang ada di benakku selama ini.” Kutarik nafasku, “aku sudah memaafkanmu. Dan ku harap kau juga memaafkanku. Soal menjadi yeoja chingu mu, mianhae. Aku sudah punya Han Kyung oppa. Mulai sekarang, aku harap kita bisa berteman akrab lagi, Cinderella-ya.” kuakhiri kalimatku dengan usapan di bahunya dan seuls senyum di wajahku.



You never know how precious someone when you near him/her
But, as soon as he/she go far from you,
You’ll realize how important that person for you



- THE END -

No comments:

Post a Comment