Wednesday, April 11, 2012

[Fan Fiction] Time Machine

Time Machine

Cast     : Kim Ki Bum
              Hyun Ju Eun


            Sudah selama 3 bulan Ki Bum terkulai lemas tak sadarkan diri akibat kecelakaan yang menimpanya. Hanya Ju Eun yang merawat Ki Bum. Ju Eun menemukan Ki Bum yang terkulai lemas di pinggir jalan sepulang dari pasar. Ju Eun tidak tahu dari mana asal Ki Bum. Dia tidak tahu siapa Ki Bum sebenarnya. Yang dia tahu hanya nama lelaki itu yaitu, Ki Bum. Itupun karena dia menggunakan gelang bertuliskan Ki Bum.
            Ju Eun adalah seorang gadis yatim-piatu yang tinggal dengan tumpukan penemuan kakeknya serta kucing peliharaannya. Ju Eun berpikir dalam hati, “apa yang harus aku lakukan dengan Ki Bum? Bagaimana kalau keluarga pria ini terus mencarinya? Ini sudah 3 bulan tetapi, kenapa dia belum sadar juga?”
            Serentetan pikiran tadi terus menghantui benak Ju Eun. Dia tidak mau dianggap sebagai seseorang yang menyembunyikan perjaka oranglain. Apalagi, dia tinggal sendiri. Pasti orang sekitar akan berpikir yang tidak-tidak tentangnya.
            Memasuki bulan ke empat, Ki Bum tetap saja tidak sadarkan diri. Dia masih pingsan dan lemas. Ju Eun sempat berpikir untuk membawanya ke rumah sakit. Tapi, apa daya? Makan saja seadanya, bagaimana mau ke rumah sakit untuk berobat? Uang dari mana dia?
            Ju Eun berjalan menuju ke gudang untuk melihat apakah ada barang yang dapat di jualnya. Dia berharap minimal ada sebuah barang yang dapat membantunya untuk membiayai pengobatan Ki Bum.
Ju Eun memasuki gudang. Dia mulai mengobrak-abrik isi gudang. Tiba-tiba tangannya memegang sebuah kain putih. Aneh pikirnya. Dia merasa dia tidak pernah menaruh kain di sini. Tapi, ini kain apa? Setelah dia perhatikan lagi, ternyata kain itu menutupi sebuah mesin. Diapun menyibakan kain itu dan ternyata kain itu menutupi sebuah mesin yang cukup besar. Dia mulai ‘meneliti’ mesin itu dan menemukan tulisan “Jikan Machine”. Dia teringat akan masa ketika kakeknya masih hidup. Saat itu kakeknya memberitahukan Ju Eun tentang temuan barunya yaitu, sebuah mesin waktu yang dapat membawa seseorang ke masa tertentu.
Ju Eun memperhatikan lagi Jikan Machine itu serinci mungkin manatahu dia akan menemukan buku petunjuk penggunaan mesin waktu ini. Lagi-lagi tanpa sengaja dia menginjak sesuatu. Dia menginjak sebuah buku lusuh. Diambilnya buku itu dan ternyata, buku itu adalah buku petunjuk penggunaan Jikan  Machine  milik kakeknya.
Ju Eun kembali lagi ke ruang tengah. Dia duduk disalah satu sofa yang sudah terkelupas kulitnya. Dia bergumam, “apa aku menggunakan ini saja?” Setelah kurang lebih 20 menit dia berpikir, dia memutuskan. Jika satu bulan lagi Ki Bum tidak bangung mau tidak mau dia harus menggunakan mesin waktu sebagai jalan keluarnya.
Satu bulan telah berlalu. Kondisi Ki Bum masih tetap sama seperti bulan-bulan sebelumnya. Ju Eun sidah bertekad akan menggunakan mesin waktu itu. Ju Eun berjalan menuju gudang tempat mesin waktu itu disimpan. Dia menyibakan kain putih yang menutupi mesin waktu itu.
Menurut buku petunjuk yang ditulis langsung oleh kakeknya itu, hal pertama yang harus dia lakukan adalah masuk ke dalam box mesin waktu. Selanjutnya, dia harus memasukan tanggal yang akan dia tuju. Dia memasukan tanggal 2 April 2013 –satu tahun setelah  hari itu– sebagai tanggal tujuannya. Langkah terakhir adalah menarik tuas yang ada di dekat pintu box tadi. Ju Eun dengan gemetar menarik tuas itu. Dia merasakan tubuhnya mulai berputar selama beberapa detik. Setelah mesin waktu itu berhenti dengan sempurna, Ju Eun keluar dari box itu. Tidak ada yang berbeda, pikirnya.
Ju Eun keluar rumah dan menemukan beberapa perbedaan. Tetangga di sebelah rumahnya bukanlah seorang nenek tua lagi, sekarang penghuni rumah itu adalah sebuah keluarga kecil dengan empat anggota keluarga. Dia berjalan menuju ke mini market tempat dia bekerja dan menuju ke rak koran. Dia melihat koran hari itu. Benar! Ini sudah tanggal 2 April 2013. “Aku benar-benar terbang ke masa depan!” pikir Ju Eun.
Dia lalu teringat akan Ki Bum. Dia berlari menuju rumahnya. Dia berlari dengan kecepatan penuh. Ketika tiba di rumah, dia langsung berlari menuju kamar ke 2 dari depan. Dia membuka pintu kamar itu secepat mungkin.
Krek!
Pintu terbuka. Ju Eun memasuki kamar itu. Dia tidak menemukan siapapun. Hanya ada sebuah ranjang kosong yang tertata rapi dengan meja kecil di samping kiri tempat tidur tersebut serta sebuah lemari kayu berukuran sedang.
* * * * *
            Sekarang sudah tanggal 13 September 2013. Sudah 5 bulan lebih Ju Eun menjalani hidup di tahun 2013. Semua kegiatan dari tanggal 3 April 2012 – 1  April 2013 datang di dalam mimpi jadi, dia lebih mudah menyesuaikan diri.
            Sekarang Ju Eun sedang dalam perjalanan menuju mini market tempat dia bekerja.  Dia sudah mengganti pakaiannya dan duduk di meja kasir. Bel di pintu mini market berdenting tanda seseorang memasuki mini market tersebut.
            Seorang pria yang seumuran Ju Eun memasuki mini market. Dia mengambil beberapa botol air mineral lalu menuju meja kasir untuk membayar.
            “Selamat siang,” kata Ju Eun sambil menyunggingkan senyumnya. “Total belanjaan Anda 5.200 won.“
Pria itu kemudian menyodorkan uang sejumlah 6.000 won kepada Ju Eun. “Ini kembaliannya,” kata Ju Eun ramah sambil menyerahkan uang sejumlah 800 won. Tanpa sengaja tangan Ju Eun dan tangan pria tadi bersentuhan. Ju Eun refleks menoleh ke arah pria itu sambil berkata, “maaf, maafkan saya.”
“Tidak apa-apa.” Kata pria tadi dengan ramah. Dia menyunggingkan senyumnya.
Seketika Ju Eun merasa sekujur tubuhnya menghangat sehabis melihat senyuman pria tadi. Pria tadi terus berjalan. Kini dia sudah memegang pegangan pintu bersiap membuka pintu. Tanpa disadari, Ju Eun berkata lirih, “Ki Bum...”
Pria itu menghentikan kegiatannya untuk membuka pintu. Dia terdiam. Berdiri tanpa meakukan apapun. Dia bahkan tidak menoleh ke belakang untuk melihat Ju Eun. Kali ini Ju Eun berkata yakin, “Ki Bum, kamu Kim Ki Bum kan?” tanya Ju Eun lagi.
Pria itu membalikan badannya. Dia berjalan menuju meja kasir. Sedetik kemudian, Ki Bum sudah merengkuh Ju Eun dalam pelukannya. “Bogosipo,” bisik Ki Bum di telinga Ju Eun.

No comments:

Post a Comment