Time Machine
Cast : Kim Ki Bum
Hyun Ju Eun
Sudah selama 3 bulan Ki Bum terkulai
lemas tak sadarkan diri akibat kecelakaan yang menimpanya. Hanya Ju Eun yang
merawat Ki Bum. Ju Eun menemukan Ki Bum yang terkulai lemas di pinggir jalan
sepulang dari pasar. Ju Eun tidak tahu dari mana asal Ki Bum. Dia tidak tahu
siapa Ki Bum sebenarnya. Yang dia tahu hanya nama lelaki itu yaitu, Ki Bum.
Itupun karena dia menggunakan gelang bertuliskan Ki Bum.
Ju Eun adalah seorang gadis
yatim-piatu yang tinggal dengan tumpukan penemuan kakeknya serta kucing
peliharaannya. Ju Eun berpikir dalam hati, “apa yang harus aku lakukan dengan Ki
Bum? Bagaimana kalau keluarga pria ini terus mencarinya? Ini sudah 3 bulan
tetapi, kenapa dia belum sadar juga?”
Serentetan pikiran tadi terus
menghantui benak Ju Eun. Dia tidak mau dianggap sebagai seseorang yang
menyembunyikan perjaka oranglain. Apalagi, dia tinggal sendiri. Pasti orang
sekitar akan berpikir yang tidak-tidak tentangnya.
Memasuki bulan ke empat, Ki Bum
tetap saja tidak sadarkan diri. Dia masih pingsan dan lemas. Ju Eun sempat berpikir
untuk membawanya ke rumah sakit. Tapi, apa daya? Makan saja seadanya, bagaimana
mau ke rumah sakit untuk berobat? Uang dari mana dia?
Ju Eun berjalan menuju ke gudang
untuk melihat apakah ada barang yang dapat di jualnya. Dia berharap minimal ada
sebuah barang yang dapat membantunya untuk membiayai pengobatan Ki Bum.
Ju Eun memasuki gudang. Dia mulai mengobrak-abrik
isi gudang. Tiba-tiba tangannya memegang sebuah kain putih. Aneh pikirnya. Dia
merasa dia tidak pernah menaruh kain di sini. Tapi, ini kain apa? Setelah dia
perhatikan lagi, ternyata kain itu menutupi sebuah mesin. Diapun menyibakan
kain itu dan ternyata kain itu menutupi sebuah mesin yang cukup besar. Dia
mulai ‘meneliti’ mesin itu dan menemukan tulisan “Jikan Machine”. Dia teringat
akan masa ketika kakeknya masih hidup. Saat itu kakeknya memberitahukan Ju Eun
tentang temuan barunya yaitu, sebuah mesin waktu yang dapat membawa seseorang
ke masa tertentu.
Ju Eun memperhatikan lagi Jikan Machine itu serinci
mungkin manatahu dia akan menemukan buku petunjuk penggunaan mesin waktu ini.
Lagi-lagi tanpa sengaja dia menginjak sesuatu. Dia menginjak sebuah buku lusuh.
Diambilnya buku itu dan ternyata, buku itu adalah buku petunjuk penggunaan
Jikan Machine milik kakeknya.
Ju Eun kembali lagi ke ruang tengah. Dia duduk
disalah satu sofa yang sudah terkelupas kulitnya. Dia bergumam, “apa aku
menggunakan ini saja?” Setelah kurang lebih 20 menit dia berpikir, dia
memutuskan. Jika satu bulan lagi Ki Bum tidak bangung mau tidak mau dia harus
menggunakan mesin waktu sebagai jalan keluarnya.
Satu bulan telah berlalu. Kondisi Ki Bum masih tetap
sama seperti bulan-bulan sebelumnya. Ju Eun sidah bertekad akan menggunakan
mesin waktu itu. Ju Eun berjalan menuju gudang tempat mesin waktu itu disimpan.
Dia menyibakan kain putih yang menutupi mesin waktu itu.
Menurut buku petunjuk yang ditulis langsung oleh
kakeknya itu, hal pertama yang harus dia lakukan adalah masuk ke dalam box
mesin waktu. Selanjutnya, dia harus memasukan tanggal yang akan dia tuju. Dia
memasukan tanggal 2 April 2013 –satu tahun setelah hari itu– sebagai tanggal tujuannya. Langkah
terakhir adalah menarik tuas yang ada di dekat pintu box tadi. Ju Eun dengan
gemetar menarik tuas itu. Dia merasakan tubuhnya mulai berputar selama beberapa
detik. Setelah mesin waktu itu berhenti dengan sempurna, Ju Eun keluar dari box
itu. Tidak ada yang berbeda, pikirnya.
Ju Eun keluar rumah dan menemukan beberapa
perbedaan. Tetangga di sebelah rumahnya bukanlah seorang nenek tua lagi,
sekarang penghuni rumah itu adalah sebuah keluarga kecil dengan empat anggota
keluarga. Dia berjalan menuju ke mini market tempat dia bekerja dan menuju ke
rak koran. Dia melihat koran hari itu. Benar! Ini sudah tanggal 2 April 2013.
“Aku benar-benar terbang ke masa depan!” pikir Ju Eun.
Dia lalu teringat akan Ki Bum. Dia berlari menuju
rumahnya. Dia berlari dengan kecepatan penuh. Ketika tiba di rumah, dia
langsung berlari menuju kamar ke 2 dari depan. Dia membuka pintu kamar itu
secepat mungkin.
Krek!
Pintu terbuka. Ju Eun memasuki kamar itu. Dia tidak
menemukan siapapun. Hanya ada sebuah ranjang kosong yang tertata rapi dengan
meja kecil di samping kiri tempat tidur tersebut serta sebuah lemari kayu
berukuran sedang.
*
* * * *
Sekarang sudah tanggal 13 September
2013. Sudah 5 bulan lebih Ju Eun menjalani hidup di tahun 2013. Semua kegiatan
dari tanggal 3 April 2012 – 1 April 2013
datang di dalam mimpi jadi, dia lebih mudah menyesuaikan diri.
Sekarang Ju Eun sedang dalam
perjalanan menuju mini market tempat dia bekerja. Dia sudah mengganti pakaiannya dan duduk di
meja kasir. Bel di pintu mini market berdenting tanda seseorang memasuki mini
market tersebut.
Seorang pria yang seumuran Ju Eun
memasuki mini market. Dia mengambil beberapa botol air mineral lalu menuju meja
kasir untuk membayar.
“Selamat siang,” kata Ju Eun sambil
menyunggingkan senyumnya. “Total belanjaan Anda 5.200 won.“
Pria itu kemudian menyodorkan uang sejumlah 6.000
won kepada Ju Eun. “Ini kembaliannya,” kata Ju Eun ramah sambil menyerahkan
uang sejumlah 800 won. Tanpa sengaja tangan Ju Eun dan tangan pria tadi
bersentuhan. Ju Eun refleks menoleh ke arah pria itu sambil berkata, “maaf,
maafkan saya.”
“Tidak apa-apa.” Kata pria tadi dengan ramah. Dia
menyunggingkan senyumnya.
Seketika Ju Eun merasa sekujur tubuhnya menghangat
sehabis melihat senyuman pria tadi. Pria tadi terus berjalan. Kini dia sudah
memegang pegangan pintu bersiap membuka pintu. Tanpa disadari, Ju Eun berkata
lirih, “Ki Bum...”
Pria itu menghentikan kegiatannya untuk membuka
pintu. Dia terdiam. Berdiri tanpa meakukan apapun. Dia bahkan tidak menoleh ke
belakang untuk melihat Ju Eun. Kali ini Ju Eun berkata yakin, “Ki Bum, kamu Kim
Ki Bum kan?” tanya Ju Eun lagi.
Pria itu membalikan badannya. Dia berjalan menuju
meja kasir. Sedetik kemudian, Ki Bum sudah merengkuh Ju Eun dalam pelukannya. “Bogosipo,”
bisik Ki Bum di telinga Ju Eun.
No comments:
Post a Comment