Biimplikasi
(1/2)
Author : Nabila .A.M. ( wannabsilver )
This is PURE MY IDEA! Do not reupload without permision. And please write the “credit” if you wanna reupload it. Thankyou :)
Biimplikasi part 2 ; Biimplikasi <flashback>
Aku selalu membeli album-albumnya. Aku selalu
mendownload lagu, foto, video, film, dan segala sesuatu yang berhubungan
dengannya. Aku selalu menonton konsernya. Aku selalu menonton film dan reality
shownya. Aku juga selalu mendengar siaran radionya. Bahkan, aku selalu
memikirkan dan memimpikannya. Walau semua percuma, tetapi, aku tetap suka
melakukannya.
* * *
-
Yoo Na POV –
Aku
sedang di dalam ruang kelas kampusku. Tiba-tiba, seseorang memanggilku. “Ya!
Kang Yoo Na!” Aku menoleh dan melihat sahabatku, Eun Hye Ri.
“Ah!
Hye Ri-ah. Waeyeo?” tanyaku padanya.
“Apa
kau akan pergi ke Music Bank hari ini?” tanya Hye Ri.
“Geurumyeo!
Mana mungkin aku tidak pergi! Ini kan comeback
stage pertama mereka di album ke-5,” kataku semangat yang membuat Hye Ri bergidik.
“Aigoo!
Sungguh fans yang setia,” katanya mengejek ku. “Kenapa kau tidak ikut saja
dengan ku? Aku mau memberi selamat kepada Dong Hae-oppa.” Ya, Hye Ri adalah
sepupu dari Super Junior Lee Dong Hae. Eommanya adalah adik dari appanya Dong
Hae-oppa.
“Ssireo!
Aku hanya ingin menonton mereka saja. Tidak lebih. Kau saja yang menemui Dong
Hae-oppa.” kataku meyakinkan Hye Ri sambil tersenyum.
“Terserah
kau sajalah! Aku pergi dulu.” katanya berjalan meninggalkan ku. Tetapi, dia
berhenti sebentar dan berbalik, “kau tidak mau titip salam kepadanya?” tanya Hye
Ri.
“Tidak
perlu.” kataku tersenyum.
“Dasar
aneh!” dia berbicara tanpa melihat ku.
Seperti
ku bilang. Aku suka melakukannya walaupun itu percuma. Kataku dalam hati.
* * *
Dan
di sinilah aku sekarang, di dalam gedung KBS untuk melihat comeback Super
Junior. Aku membolos salah satu mata kuliah agar bisa ke sini. Biarlah! Toh,
prestasiku bagus.
Setelah
lama menunggu, akhirnya Super junior muncul juga. Seperti biasa, mereka tampil
paling akkhir. Dia mengenakan tuxedo hitam dan kemeja putih hari ini. Seperti
biasa, dia tetap tampan.
Aku
sangat merindukan penampilannya di atas panggung. Rambut barunya terlihat cocok
dengannya. Aku menyukai rambutnya. Bahkan lebih tepatnya, aku menyukai si
pemilik rambut.
Music
Bank selesai. Aku tidak langsung keluar gedung. Aku berfoto sebentar dan
mengupdate di twitterku, ”Aku menonton penampilan mereka (selalu). Dan aku
bolos (lagi). Kekekeke!!! ^_^ ”
Setelah
itu aku pulang tanpa menanyakan Hye Ri di mana dia berada. Aku ingin mengajak
Farhah membeli album baru Super Junior.
Farhah
adalah orang Indonesia yang kuliah di Korea. Dia sahabatku dan juga Hye Ri.
Kami bertiga sama-sama menyukai Super Junior. Aku mengeluarkan hp ku dan
mengrim sms ke Farhah.
To : Farhah
Ya!
Neo eodisseo?
From : Farhah
Aku
dalam perjalanan menuju apartemen ku. Waeyeo?
To : Farhah
Aku mau membeli album
Mr. Simple. Neo ankayeo?
From : Farhah
Mianhae, Yoo Na-ya.
Aku sudah titip dengan salah satu temanku. Lagipula, aku sedang sakit. Neomu
mianhae.
To : Farhah
Oh...
Gwenchana. Get well soon, Farhah :)
Akhirnya aku hanya pergi sendiri. Aku
akhirnya menemukan album Mr. Simple bercover pink kemerah-merahan. Aku tersenyum.
Aku mengeluarkan uang 16.500 won dan memberikannya pada sang penjual. Aku
pulang ke apartemenku dengan hati senang.
Aku
mengendarai mobil sedan berwarna silverku menuju apartemenku. Dan sekarang aku
telah sampai di apartemenku. Apartemenku sepi, tidak ada orangtuaku dan adik-adikku.
Mereka tinggal di Mokpo yaitu, kota asal kedua orangtuaku.
Dulunya
kami tinggal disebuha rumah di pinggir pusat kota Seoul tetapi, orangtuaku
ingin kembali ke Mokpo dan kami semua pindah ke Mokpo saat aku berumur 7 tahun.
Dan di sanalah aku mengenal Eun Hye Ri.
Tetapi,
ketika berumur 19 tahun, tepatnya ketika aku akan masuk kuliah, aku memutusakan
kembali ke Seoul dan orangtuaku membelikan apartemen ini.
Aku
menyalakan tv sambil memasak makan malam ku. Aku membuka channel Arirang, dan melihat
mereka membahas tentang comeback Super Junior. Aku tersenyum saat melihat
tingkah lucu Super Junior walau mereka sedang diwawancara.
Ini
lah salah satu penyebab aku menyukai Super Junior. Mereka tidak munafik.
* * *
Esoknya,
aku bertemu dengan Hye Ri dan Farhah di kampus. Aku menanyakan kondisi Farhah,
“neo gwenchana?” kataku khawatir.
“Na
gwenchana. Jeongmal gwenchana.” Aku memberi jeda sebentar dan menanyai Hye Ri
dan Farhah. “Apa kalian mau ikut nonton Music Core hari ini?”
“Ya!
Kau tidak bosan?”
“Anniyeo.”
Kataku pendek.
“Baiklah!
Aku ikut,” kata Farhah.
“Ya
sudahlah! Aku juga ikut.” Kata Hye Ri.
Di
dalam mobil tiba-tiba Farhah bertanya padaku, “Na-ya, kenapa kau sangat
menyukai Super Junior?”
Aku
menjawab sambil menerawang masa laluku, “aku teringat masa laluku ketika
melihat Super Junior. Orang yang senyumnya sangat ku sukai, orang yang sangat
melindungi ku dan menganggapku adiknya sendiri, dan orang yang sangat ingin
mewujudkan cita-citanya.” Tanpa terasa, air mata menggenangi mataku.
Aku
berusaha tersenyum. Senyum yang menyedihkan. Untuk apa aku menangisi orang yang
tidak mengingatku lagi?
Dan
kami telah sampai di gedung MBC untuk menonton penampilan Super Junior. “Kalian
duluan saja. Aku mau ke toilet dulu.” Kata ku.
“Aku
mau ikut!” kata Hye Ri. “Farhah, kau duluan saja. Tidak apa-apa kan?”
“Oh,
ne, ne.”
Aku
masuk ke toilet. Disalah satu bilik aku membasahi tisu dan melap muka ku.
Tuhan, tolong! Hentikan air mata ini. Aku tidak ingin menangis lagi.
Aku
keluar bilik dan Hye Ri langsung menanyaiku, “neo waeyeo?”
“Gwenchana,”
kataku pendek. Bahkan sangat pendek.
“Terserah
kau sajalah!” aku tau dia tidak puas dengan jawabaku. Tapi, sepertinya dia
sudah malas berdebat, “kajja!”
Kami
keluar dari toilet. Aku melihat beberapa
member Super Junior menuju toilet. Mereka yang menuju toilet adalah Dong
Hae-oppa, Leeteuk-oppa, Hyuk Jae-oppa, Shin Dong-oppa, dan Hee Chul-oppa. Aku
deg-degan! Karena panik, aku langsung meninggalakan Hye Ri yang sudah memanggil
Dong Hae-oppa.
* * *
–Hye
Ri POV –
Aku
memanggil Dong Hae-oppa, “oppa!” Dan tepat ketika aku menyelesaikan kalimatku,
Yoo Na telah menghilang. Huh! Selalu begini.
“Oh!
Hye Ri-ah.” kata Dong Hae-oppa mengacak rambutku.
“Dong
Hae-ya! Ige nugueyeo?” tanya Shin Dong-oppa.
“Oh,
mianhae. Aku lupa memperkenalkan diri. Annyeonghaseyeo. Eun Hye Ri ibnida. Aku
sepupu Dong Hae-oppa.” kataku memperkenalkan diri.
“Annyeong
Hye Ri-ah!” kata mereka serempak.
“Geu
yeoja nugunte?” tanya Dong Hae-oppa. Pasti maksud dia adalah Yoo Na.
“Ah...
uri chingu.” Kataku menjelaskan tentang Yoo Na. “Oppa, aku langsung pergi saja,
ya. Ku do’akan penampilan mu sukses. Selalu!”
“Gomawo
Ri-ah.” Kata Dong Hae-oppa.
“Oppadeul,
na kayeo! Annyeonghikiseyeo oppadeul.” Kataku sambil membungkukan badan.
* * *
–
Yoo Na POV –
Aku
terus memperhatikan Hye Ri yang ngobrol dengan beberapa member Super Junior.
Aku melihat senyumannya yang sangat indah.
* * *
-
Leeteuk POV –
Tanpa
sengaja aku melihat teman Hye Ri yang bersembunyi di balik pilar. Kenapa dia
bersembunyi? Kenapa dia tidak ikut ngobrol? Aneh dia!
* * *
-
Yoo Na POV –
Setelah
penampilan mereka selesai, aku pergi ke toilet. Kali ini dari jauh aku melihat
Leeteuk-oppa, Dong Hae-oppa, Hyuk Jae-oppa, dan Hee Chul-oppa. Aku deg-degan
lagi.
Tiba-tiba
Teukie-oppa berteriak, “ceogiyo!” Aku tidak menghiraukan karena tidak mungkin
dia memanggilku. Kemudian dia berteriak lagi, “Hye Ri chingu!”
Aku
menghentikan langkahku. “Ceoyeo?” tanyaku sambil menunjuk diri.
“Geure.
Niga,” kata Teukie-oppa. “Kenapa tadi kau tidak ikut ngobrol dengan kami?”
“Ah,
anniyeo. Tadi ada yang tertinggal di mobilku, jadi aku harus mengambilnya
lagi.” Kataku berbohong. “Annyeong oppa-deul.” Aku pergi dan tidak jadi ke
toilet.
* * *
-
Eun Hyuk POV –
Kenapa
gadis itu kelihatan gemetar? Ketika dia berbicara aku hanya memerhatikannya.
Dia terlihat gugup dan takut. Kenapa dia?
Oh,
ya. Sepertinya aku pernah melihatnya. Bahkan sering. Apa mungkin karena dia
fans fanatik Super Junior?
* * *
-
Yoo Na POV –
Demi
apapun aku sangat gugup. Benar dugaanku. Bahkan dia tidak mengingatku. Padahal
kami sering bertemu. Aku tersenyum sambil menahan tangisku. Kenapa jadi begini?
Jika saja aku dapat mengatakan
padanya. Jika saja aku tetap tinggal. Jika dan hanya jika. Aku seperti belajar
biimplikasi – pelajaran tentang logika matematika –. Tapi, semua itu percuma
sekarang. Sudahlah, mungkin aku memang harus move on.
-To Be Continue-
Please
write comment or like this if you pleased J
No comments:
Post a Comment