Monday, March 19, 2012

[Fan Fiction] Biimplikasi (1/2)



Biimplikasi (1/2)

Author : Nabila .A.M. ( wannabsilver )

This is PURE MY IDEA! Do not reupload without permision. And please write the “credit” if you wanna reupload it. Thankyou :)

Biimplikasi part 2Biimplikasi <flashback> 


Aku selalu membeli album-albumnya. Aku selalu mendownload lagu, foto, video, film, dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Aku selalu menonton konsernya. Aku selalu menonton film dan reality shownya. Aku juga selalu mendengar siaran radionya. Bahkan, aku selalu memikirkan dan memimpikannya. Walau semua percuma, tetapi, aku tetap suka melakukannya.
*          *          *
            - Yoo Na POV –
            Aku sedang di dalam ruang kelas kampusku. Tiba-tiba, seseorang memanggilku. “Ya! Kang Yoo Na!” Aku menoleh dan melihat sahabatku, Eun Hye Ri.
            “Ah! Hye Ri-ah. Waeyeo?” tanyaku padanya.
            “Apa kau akan pergi ke Music Bank hari ini?” tanya Hye Ri.
            “Geurumyeo! Mana mungkin aku tidak pergi! Ini kan comeback stage pertama mereka di album ke-5,” kataku semangat yang membuat Hye Ri bergidik.
            “Aigoo! Sungguh fans yang setia,” katanya mengejek ku. “Kenapa kau tidak ikut saja dengan ku? Aku mau memberi selamat kepada Dong Hae-oppa.” Ya, Hye Ri adalah sepupu dari Super Junior Lee Dong Hae. Eommanya adalah adik dari appanya Dong Hae-oppa.
            “Ssireo! Aku hanya ingin menonton mereka saja. Tidak lebih. Kau saja yang menemui Dong Hae-oppa.” kataku meyakinkan Hye Ri sambil tersenyum.
            “Terserah kau sajalah! Aku pergi dulu.” katanya berjalan meninggalkan ku. Tetapi, dia berhenti sebentar dan berbalik, “kau tidak mau titip salam kepadanya?” tanya Hye Ri.
            “Tidak perlu.” kataku tersenyum.
            “Dasar aneh!” dia berbicara tanpa melihat ku.
            Seperti ku bilang. Aku suka melakukannya walaupun itu percuma. Kataku dalam hati.
*          *          *
            Dan di sinilah aku sekarang, di dalam gedung KBS untuk melihat comeback Super Junior. Aku membolos salah satu mata kuliah agar bisa ke sini. Biarlah! Toh, prestasiku bagus.
            Setelah lama menunggu, akhirnya Super junior muncul juga. Seperti biasa, mereka tampil paling akkhir. Dia mengenakan tuxedo hitam dan kemeja putih hari ini. Seperti biasa, dia tetap tampan.
            Aku sangat merindukan penampilannya di atas panggung. Rambut barunya terlihat cocok dengannya. Aku menyukai rambutnya. Bahkan lebih tepatnya, aku menyukai si pemilik rambut.
            Music Bank selesai. Aku tidak langsung keluar gedung. Aku berfoto sebentar dan mengupdate di twitterku, ”Aku menonton penampilan mereka (selalu). Dan aku bolos (lagi). Kekekeke!!! ^_^ ”
            Setelah itu aku pulang tanpa menanyakan Hye Ri di mana dia berada. Aku ingin mengajak Farhah membeli album baru Super Junior.
            Farhah adalah orang Indonesia yang kuliah di Korea. Dia sahabatku dan juga Hye Ri. Kami bertiga sama-sama menyukai Super Junior. Aku mengeluarkan hp ku dan mengrim sms ke Farhah.
                        To : Farhah
                                    Ya! Neo eodisseo?
                        From : Farhah
                                    Aku dalam perjalanan menuju apartemen ku. Waeyeo?
                        To : Farhah
Aku mau membeli album Mr. Simple. Neo ankayeo?
                        From : Farhah
Mianhae, Yoo Na-ya. Aku sudah titip dengan salah satu temanku. Lagipula, aku sedang sakit. Neomu mianhae.
                        To : Farhah
                                    Oh... Gwenchana. Get well soon, Farhah :)
Akhirnya aku hanya pergi sendiri. Aku akhirnya menemukan album Mr. Simple bercover pink kemerah-merahan. Aku tersenyum. Aku mengeluarkan uang 16.500 won dan memberikannya pada sang penjual. Aku pulang ke apartemenku dengan hati senang.
            Aku mengendarai mobil sedan berwarna silverku menuju apartemenku. Dan sekarang aku telah sampai di apartemenku. Apartemenku sepi, tidak ada orangtuaku dan adik-adikku. Mereka tinggal di Mokpo yaitu, kota asal kedua orangtuaku.
            Dulunya kami tinggal disebuha rumah di pinggir pusat kota Seoul tetapi, orangtuaku ingin kembali ke Mokpo dan kami semua pindah ke Mokpo saat aku berumur 7 tahun. Dan di sanalah aku mengenal Eun Hye Ri.
            Tetapi, ketika berumur 19 tahun, tepatnya ketika aku akan masuk kuliah, aku memutusakan kembali ke Seoul dan orangtuaku membelikan apartemen ini.
            Aku menyalakan tv sambil memasak makan malam ku. Aku membuka channel Arirang, dan melihat mereka membahas tentang comeback Super Junior. Aku tersenyum saat melihat tingkah lucu Super Junior walau mereka sedang diwawancara.
            Ini lah salah satu penyebab aku menyukai Super Junior. Mereka tidak munafik.
*          *          *
            Esoknya, aku bertemu dengan Hye Ri dan Farhah di kampus. Aku menanyakan kondisi Farhah, “neo gwenchana?” kataku khawatir.
            “Na gwenchana. Jeongmal gwenchana.” Aku memberi jeda sebentar dan menanyai Hye Ri dan Farhah. “Apa kalian mau ikut nonton Music Core hari ini?”
            “Ya! Kau tidak bosan?”
            “Anniyeo.” Kataku pendek.
            “Baiklah! Aku ikut,” kata Farhah.
            “Ya sudahlah! Aku juga ikut.” Kata Hye Ri.
            Di dalam mobil tiba-tiba Farhah bertanya padaku, “Na-ya, kenapa kau sangat menyukai Super Junior?”
            Aku menjawab sambil menerawang masa laluku, “aku teringat masa laluku ketika melihat Super Junior. Orang yang senyumnya sangat ku sukai, orang yang sangat melindungi ku dan menganggapku adiknya sendiri, dan orang yang sangat ingin mewujudkan cita-citanya.” Tanpa terasa, air mata menggenangi mataku.
            Aku berusaha tersenyum. Senyum yang menyedihkan. Untuk apa aku menangisi orang yang tidak mengingatku lagi?
            Dan kami telah sampai di gedung MBC untuk menonton penampilan Super Junior. “Kalian duluan saja. Aku mau ke toilet dulu.” Kata ku.
            “Aku mau ikut!” kata Hye Ri. “Farhah, kau duluan saja. Tidak apa-apa kan?”
            “Oh, ne, ne.”
            Aku masuk ke toilet. Disalah satu bilik aku membasahi tisu dan melap muka ku. Tuhan, tolong! Hentikan air mata ini. Aku tidak ingin menangis lagi.
            Aku keluar bilik dan Hye Ri langsung menanyaiku, “neo waeyeo?”
            “Gwenchana,” kataku pendek. Bahkan sangat pendek.
            “Terserah kau sajalah!” aku tau dia tidak puas dengan jawabaku. Tapi, sepertinya dia sudah malas berdebat, “kajja!”
            Kami keluar  dari toilet. Aku melihat beberapa member Super Junior menuju toilet. Mereka yang menuju toilet adalah Dong Hae-oppa, Leeteuk-oppa, Hyuk Jae-oppa, Shin Dong-oppa, dan Hee Chul-oppa. Aku deg-degan! Karena panik, aku langsung meninggalakan Hye Ri yang sudah memanggil Dong Hae-oppa.
*          *          *
            –Hye Ri POV –
            Aku memanggil Dong Hae-oppa, “oppa!” Dan tepat ketika aku menyelesaikan kalimatku, Yoo Na telah menghilang. Huh! Selalu begini.
            “Oh! Hye Ri-ah.” kata Dong Hae-oppa mengacak rambutku.
            “Dong Hae-ya! Ige nugueyeo?” tanya Shin Dong-oppa.
            “Oh, mianhae. Aku lupa memperkenalkan diri. Annyeonghaseyeo. Eun Hye Ri ibnida. Aku sepupu Dong Hae-oppa.” kataku memperkenalkan diri.
            “Annyeong Hye Ri-ah!” kata mereka serempak.
            “Geu yeoja nugunte?” tanya Dong Hae-oppa. Pasti maksud dia adalah Yoo Na.
            “Ah... uri chingu.” Kataku menjelaskan tentang Yoo Na. “Oppa, aku langsung pergi saja, ya. Ku do’akan penampilan mu sukses. Selalu!”
            “Gomawo Ri-ah.” Kata Dong Hae-oppa.
            “Oppadeul, na kayeo! Annyeonghikiseyeo oppadeul.” Kataku sambil membungkukan badan.
*          *          *
            – Yoo Na POV –
            Aku terus memperhatikan Hye Ri yang ngobrol dengan beberapa member Super Junior. Aku melihat senyumannya yang sangat indah.
*          *          *
            - Leeteuk POV –
            Tanpa sengaja aku melihat teman Hye Ri yang bersembunyi di balik pilar. Kenapa dia bersembunyi? Kenapa dia tidak ikut ngobrol? Aneh dia!
*          *          *
            - Yoo Na POV –
            Setelah penampilan mereka selesai, aku pergi ke toilet. Kali ini dari jauh aku melihat Leeteuk-oppa, Dong Hae-oppa, Hyuk Jae-oppa, dan Hee Chul-oppa. Aku deg-degan lagi.
            Tiba-tiba Teukie-oppa berteriak, “ceogiyo!” Aku tidak menghiraukan karena tidak mungkin dia memanggilku. Kemudian dia berteriak lagi, “Hye Ri chingu!”
            Aku menghentikan langkahku. “Ceoyeo?” tanyaku sambil menunjuk diri.
            “Geure. Niga,” kata Teukie-oppa. “Kenapa tadi kau tidak ikut ngobrol dengan kami?”
            “Ah, anniyeo. Tadi ada yang tertinggal di mobilku, jadi aku harus mengambilnya lagi.” Kataku berbohong. “Annyeong oppa-deul.” Aku pergi dan tidak jadi ke toilet.
*          *          *
            - Eun Hyuk POV –
            Kenapa gadis itu kelihatan gemetar? Ketika dia berbicara aku hanya memerhatikannya. Dia terlihat gugup dan takut. Kenapa dia?
            Oh, ya. Sepertinya aku pernah melihatnya. Bahkan sering. Apa mungkin karena dia fans fanatik Super Junior?
*          *          *
            - Yoo Na POV –
            Demi apapun aku sangat gugup. Benar dugaanku. Bahkan dia tidak mengingatku. Padahal kami sering bertemu. Aku tersenyum sambil menahan tangisku. Kenapa jadi begini?
            Jika saja aku dapat mengatakan padanya. Jika saja aku tetap tinggal. Jika dan hanya jika. Aku seperti belajar biimplikasi – pelajaran tentang logika matematika –. Tapi, semua itu percuma sekarang. Sudahlah, mungkin aku memang harus move on.
-To Be Continue-

Please write comment or like this if you pleased J

No comments:

Post a Comment